Pertemuan Silaturrahmi AAKI Dengan SMERU RESEARCH INSTITUTES

Rabu, 3 Mei 2017 yang lalu, Pengurus AAKI berkunjung ke kantor Smeru Research Institute untuk melakukan silaturrahmi dan sharing pengalaman. Kunjungan ini difasilitasi oleh Knowledge Sector Initiatives (KSI). Dalam kunjungan ini, hadir juga Kepala Pusat Analis Kebijakan LAN, yang merupakan pembina AAKI.

Tim AAKI yang dipimpin oleh Ketuanya, Riyadi Santoso. Acara dimulai jam 12.00 dengan makan siang bersama. Ketua AAKI memperkenalkan anggota tim yang hadir, antara lain Febrianto Wisnu, Irhamahayati, Ono Haryono, Slamet Widodo, Sakdullah Abdulkadir, Danny Yogaswara, Hario Kuntarto, Jacob Junian dan Aflakhur Ridlo. Demikian juga dari Pusaka, selain Kepala Pusaka, Erna Irawati, juga hadir Erna Novianti dan staf. Dari KSI hadir Iskhak Fatonie dan staf. Sedangkan dari Smeru Research Institutes hadir senior researcher (Asep Suharyadi dan Syaikhu Usman) serta staf lainnya (Heni Kurniasih, Rachma Indah Nurbani, Palmira Permata, Nina Toyamah, Bambang Cahyono, Ratri Indah Septiana). Sharing knowledge tidak hanya tentang bagaimana melakukan penelitian dan memproduksi pengetahuan, melainkan juga tentang bagaimana mengelola kegiatan/program, mengatasi permasalahan keuangan dan hubungan dengan stakeholders.

Dalam sambutannya Iskhak Fatonie menyampaikan ucapan terimakasih atas kesediaan Smeru Research Institutes menerima kunjungan ini, yang diharapkan akan membentuk jaringan kerjasama diantara lembaga think tank. Sebelumnya, KSI juga telah menfasilitasi pertemuan AAKI dengan lembaga think tank lain, yaitu CSIS. Kepala Pusaka LAN menyampaikan  harapan yang sama yaitu agar ke depan terbentuk kerjasama yang baik antara AAKI dan Smeru Research Institutes dalam hal knowledge production. Meskipun AAKI, yang saat ini diisi oleh anggota dari berbagai Kementerian dan Lembaga, mungkin tidak akan melakukan primary research maka justru disitu peluang kerjasama yang bisa dilakukan dengan Smeru Research Institutes, serta dengan LSM lain dan lembaga akademik. Sambutan dari Ketua AAKI bernada sama, yakni harapan untuk menjalin kerjasama yang baik. Riyadi Santoso dalam kesempatan ini meyampaikan bahwa ke depan AAKI tidak hanya diisi oleh analis kebijakan dari Kementerian dan Lembaga, melainkan terbuka bagi kalangan di luar itu.

Sesi Sharing dimulai dengan paparan dari Direktur sekaligus senior researcher dari Smeru Research Institutes Asep Suharyadi yang menyampaikan profil lembaga Smeru, sejarah, serta pengalaman mereka dalam melakukan berbagai penelitian dan advokasi kebijakan. Tanya jawab diantara peserta menjadi hidup karena masing-masing punya ketertarikan terhadap topik yang dibahas. Beberapa hasil diskusi yang berguna sebagai masukan bagi AAKI antara lain adalah:

  1. Indonesia memilikii cukup banyak data, sayangnya tidak banyak yang memanfaatkannya. Justru yang lebih banyak memanfaatkan adalah orang luar. Smeru Research Institutes punya pengalaman memanfaatkan data hasil sensus BPS dan data hasil survey. Salah satu produknya adalah Peta Kemiskinan di Indonesia.
  2. Para AK perlu terus belajar dan memperluas wawasan serta menggunakan waktunya untuk sebanyak-banyaknya mengumpulkan informasi, karena kebutuhan dan permintaan masukan bisa saja mendadak sehingga tidak cukup waktu bila baru memulai mencari informasi setelah ada kebutuhan/permintaan. Dalam hal ini sistem Knowledge Management perlu dimanfaatkan.
  3. Para AK perlu mengasah kemampuan dalam melakukan analisis serta penggunaan berbagai metodologi penelitian termasuk mixed method dan meta analysis .
  4. Dalam membuat masukan kebijakan, perlu diformulasikan dalam bahasa yang baik dan tidak terlalu panjang agar mudah dibaca dan dipahami oleh pengambil kebijakan. Penulis juga harus fokus pada topik yang dibahas.
  5. Dalam memberikan masukan kepada pengambil kebijakan, sebisanya disampaikan langsung kepada yang terkait, dan tidak menyebarkannya kepada pihak lain. Hal itu akan lebih baik dalam menjaga hubungan serta tidak menimbulkan perasaan tersinggung yang pada akhirnya menimbulkan resistensi.
  6. Komunikasi dengan stakeholders dibangun sejak awal, terbuka bahkan sejak menyusun proposal /desain penelitian. Hal ini untuk mencegah terjadinya penolakan terhadap metodologi dan hasil penelitian.
  7. Pengurus AAKI harus berani mengambil keputusan bahkan bila keputusan itu mengandung risiko, karena hal itu terkadang dibutuhkan untuk kelangsungan organisasi.

Acara ditutup pada pukul 16.30 dan masih dilanjutkan dengan obrolan santai diantara peserta. Bagi tim AAKI acara ini cukup berkesan dan memberi dorongan semangat untuk membangun kompetensi AAKI supaya segera dapat menghasilkan karya yang bermanfaat bagi negara.

Leave Comment